Kamis, 13 Januari 2011

MENGGADAIKAN INGATAN,POLITISASI ISLAH DALAM KASUS PRIOK

Judul Buku : Menggadaikan Ingatan, Politisasi Islah dalam Kasus Priok
Peresensi: Rojil Nugroho Bayu Aji
Penulis : Wahyudi Akmaliah Muhammad
Penerbit: Syarikat

buku ini mencaeritakan tentang Kekerasan yang dilakukan oleh perangkat negara pada saat rezim berkuasa seringkali sulit untuk diungkap. Jangankan masuk dalam ranah hukum, membicarakan peristiwa itu seakan menjadi tabu dan bahkan membahayakan bagi diri seseorang yang membicarakannya. Imbas dari pembicaraan itu bisa saja berujung penangkapan oleh aparat keamanan dan diinterogasi secara psikis, dimasukkan penjara, atau bahkan mendapatkan stigma buruk dari masyarakat.tentang peristiwa tanjung priok

Selembar Puisi Untukmu Ibu

Dentang nafasmu menyeruak hari hingga senja
Tak ada lelah menggores diwajah ayumu
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui
Langkah itu terus berjalan untuk kami
Dua bidadari kecilmu...

Desah mimpimu berlari
mengejar bintang
Berharap kami menjadi mutiara terindahmu
Dalam semua peran yang kau mainkan di bumi
Ini peran terbaikmu

Dalam lelah kau rangkai kata bijak untuk kami
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami
Mendera doa disetiap detik nafas kami
Ibu... kau berlian dihati kami

Relung hatimu begitu indah
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya
Derai air matamu menguntai sebuah harap
Di setiap sholat malammu

Ibu...
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untukmu
Membopong semua mimpimu dalam pundak kami

Ibu...
Jangan benci kami
jika kami membuatmu menangis.

Sang Bocah Mengemis Demi Orang Tua Pemalas

Setiap hari aku selalu melewati jalan yang sama menuju tempat mencari nafkah. Banyak hal yang selalu aku perhatikan dalam perjalananku, baik ketika berangkat maupun pulang kerja. Dua tempat yang paling menarik perhatianku adalah suasana di sekitar simpang empat Matraman dan sekitar Tugu Pancoran Jakarta Selatan. Di tempat itulah aku melihat rutinitas yang sama dan aktivitas yang selalu sama dengan hari sebelumnya.

Aku perhatikan suasana hiruk pikuk manusia yang begitu ramai di lokasi tersebut. Kendaraan, pedagang asongan, pengamen dan tentunya pengemis yang berkeliaran mencari rejeki. Diantara semuanya, tatapanku selalu tertuju pada pengemis kecil yang mendatangi setiap kendaraan yang berhenti. Mereka kadang sendirian namun seringkali juga berduaan. Pengemis kecil dengan pakaian yang agak kotor dan usia mereka yang masih jauh di bawah umur. Aku perkirakan usia mereka sekitar dua sampai tiga tahunan. Sebenarnya hatiku tidak tertahankan sedihnya melihat kehidupan mereka. Tapi bagaimana pun juga, memang jalan seperti itulah yang mereka tempuh.

BUDAYA FACEBOOK DIKALANGAN MAHASISWA

Situs jejaring sosial yang saat ini sedang ngetrend didunia maya. Dan dikalangan mahasiswa memang sudah merajalela tak hanya buat sekedar buat Ngetrend biar tidak di katakan ketinggalan jaman atau informasi, yang sedang ngetrend di kalangan pelajar,mahasiswa,pegawai kantor tetapi meluas hingga ke kalangan para guru, pejabat, politisi, seniman, atau budayawan. Dari anak-anak, remaja, orang tua, sampai kepada kakek dan nenek atau bahkan dikalangan anak-anak SD rata-rata mereka sudah mempunyai Facebook. Facebook itu sendiri juga bukan digunakan untuk permainan saja melainkan ada juga untuk mencari teman-teman lama yang sudah lama tidak ada kabar berita nya dengan facebook tersebut bisa dijalin silaturahmi kembali. Atau ada juga dengan facebook ada pula yang sengaja mencari pasangan atau jodoh bahkan ada beberapa diantara nya juga yang sampai melanjutkan kearah yang lebih serius (pernikahan). Banyak pihak yang menyoroti efek/dampak negatif dari Facebook, meskipun disadari Facebook juga ada dampak positifnya. Tidak hanya itu, Facebook juga bisa membuat seseorang menjadi malas dan bodoh. Hasil studi penelitian menyebutkan Semakin sering Anda menggunakan Facebook, semakin sedikit waktu Anda belajar dan semakin buruklah nilai-nilai mata pelajaran Anda
Meskipun tidak bisa dipungkiri ada sisi positifnya. Karena itu dituntut kesadaran penggunanya untuk memanfaatkan sebagaimana mestinya. Facebook memilik fitur “up date status” yang menurut saya berarti apa yang sedang kita pikirkan, rasakan, mengemukakan ide. Tempat yang sedang kita kunjungi, yang sedang kita lakukan, di publikasikan ke dalam account facebook. Saya mempunyai teman yang boleh dibilang hampir dua jam sekali “up date status” di account Facebooknya, bahasa-bahasa kasar dan vulgar anak-anak SMP sampai Mahasiswa masih menghiasi status Facebook, bahasa berkeluh kesah juga masih mendominasi status Facebook kawan-kawan saya diikuti dengan status tentang masalah percintaan dan lain -lain.